Batik Cirebon

Monday, February 10, 2014

Kampung Batik Indonesia mendunia

batik-indonesia-parkiran-pusat-grosir-batik-indonesia-trusmiBatik Indonesia mendunia. Batik dengan segala keindahan coraknya telah lama memukau siapapun yang melihatnya. Tak bisa disangkal, batik Indonesia sudah menjadi panutan dan membawa ciri khas Indonesia menjadi lebih dikenal diseluruh dunia. Dilihat dari sejarahnya, munculnya batik ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu di Indonesia, dimana dahulu batik merupakan golongan dari kesenian atau kerajinan gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan jaman dahulu, terutama di Jawa. Batik Indonesia menjadi semakin terkenal ketika pakaian batik Indonesia milik ibu Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat tinggal di Jakarta menjadi koleksi di Museum Tekstil Washington. Pameran bertajuk “A lady found culture in its cloth: Barack Obama’s mother and Indonesian batiks” memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sisi lain dari kehidupan Ann Dunham, ibu presiden AS ke-44 itu serta pekerjaaanya sebagai ahli anthropologi. Seorang desainer batik Indonesia, Nusjirwan Tirtaamidjaja, atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan telah membawa nama Indonesia ke mata dunia. Karya-karya batiknya disukai dan telah dikenakan oleh beberapa kepala negara seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Netherland, bahkan Bill Clinton. Belum lama ini Isteri Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Rosa Rai Djalal, membuka pameran batik bertajuk Indonesian Batik: World Heritage di KBRI Washington. Acara itu dihadiri puluhan tamu undangan, termasuk warga Amerika yang ingin mengenal batik lebih jauh. Pameran tersebut menampilkan sekitar 60 kain batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Cirebon, Pontianak, dan lain-lain. Menurut Claire Wolfowitz, isteri mantan Dubes Amerika untuk Indonesia, Paul Wolfowitz, turut menghadiri acara peluncuran pameran itu. Ia menyebut batik sebagai seni yang indah, apalagi proses pembuatannya juga tidak mudah, sehingga harus lebih dihargai den mendapat apresiasi. Apalagi dibutuhkan banyak waktu dan keahlian khusus untuk membuatnya. Batik adalah karya seni, bukan hanya tekstil.

Sunday, February 9, 2014

Koleksi Batik Indonesia Dipuji Di Luar Negeri

Ebatik-Sutra-Pola-Baron-Abstrak-Elang-Batik-CirebonKoleksi Batik Indonesia Dipuji Di Luar Negeri.Salah satu warisan budaya negeri ini akhirnya "diakui" keberadaanya di Dunia. Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya dunia. Sejak tahun 2009, batik Indonesia resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Delegasi OKI asal Tunisia, Hanem menyatakan batik Indonesia pantas menjadi warisan budaya yang diakui dunia internasional, karena bahan dan motifnya cocok digunakan oleh semua masyarakat di dunia.

"Sangat mengagumkan, Indonesia pasti bangga memiliki batik di negaranya," ujar Hanem.

Hal serupa juga disampaikan Delegasi OKI asal Djibouti selaku Direktur Urusan Gender, Choukri Houssein. Menurutnya, batik Indonesia memang menawan, namun harganya terbilang cukup mahal.

"Kualitasnya baik sekali, tapi bagi kami harganya sangat mahal," kata Choukri serata tersenyum.

Sementara itu, Delegasi asal Mozambik, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Sosial Budaya Mozambik Iolanda Cintura, mengungkapkan rasa kagumnya kepada para perempuan pem batik Indonesia. Mereka, lanjut Iolanda, adalah wanita hebat yang mampu membuat produk berkualitas dan dapat memberikan pemasukan bagi keluarga.

"Pembatik perempuan di Indonesia sangat bagus, karena dengan keahliannya, mereka dapat membantu perekonomian keluarga," kata Iolanda.

Iolanda menambahkan, dengan membantu perekonomian keluarga, para pembatik perempuan juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi pemerintah, karena telah mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah domestik.

Sejak menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, UNESCO mengakui Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia. Mulai dari lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik.

Tapi setelah batik dipuji oleh dunia jangan sampai kita tidak melestarikannya, dan masih banyak warisan yang dimiliki Indonesia yang harus dilestarikan dari budaya sampai ke alam.

Saturday, February 8, 2014

Miss Universe 2013 Promosikan Batik Indonesia

Miss Universe 2013 Promosikan Batik Indonesia trusmiMiss Universe 2013 Promosikan Batik Indonesia. Menjelang kepergiannya dari Indonesia, Miss Universe 2013, Gabriela Isler, sudah memiliki beberapa koleksi busana seperti Ebatik Blus Sogan Batik Trusmi, batik cirebon, kain motif batik tulis dan syal bermotif batik yang akan dibawa pulang ke kampung halamannya di Venezuela. Dia berjanji akan mempromosikan batik Indonesia mengingat posisinya sebagai Ratu Sejagat yang menjadi pusat perhatian internasional.

"Saya berharap bisa memakai batik Indonesia ke seluruh dunia dan memamerkan budaya Indonesia pada banyak orang karena budaya indonesia membatik itu unik dan sangat langka hanya untuk 1 kain saja perlu waktu berhari-hari sampai berbulan-bulan untuk membuat batik tulis," katanya ditemui di Graha Mustika Ratu, Rabu. Selama lawatannya ke Indonesia, gadis yang akrab dipanggil Molly itu tidak asing lagi dengan batik Indonesia. Selain mengenakan beraneka busana berbahan dasar batik, dia juga sempat mempelajari cara membatik dan arti di balik beragam motif batik Indonesia.

Friday, January 31, 2014

Batik Indonesia - Pasar Batik Jepang Belum Tergarap

Ebatik-Sutra-Pola-Baron-Abstrak-Elang-Batik-CirebonBatik Indonesia - Pasar Batik Jepang Belum Tergarap.Pasar batik Jepang belum tergarap karena selama ini pengrajin batik Indonesia kesulitan memasarkan hasil kerajinan ke ”Negeri Sakura” secara berkesinambungan. Padahal, minat masyarakat Jepang atas batik Indonesia tinggi.Berulang kali sejumlah komunitas masyarakat ataupun organisasi kebudayaan Jepang mengundang pengrajin batik Indonesia untuk menampilkan karyanya di Jepang. Seniman dan desainer batik Nita Azhar, misalnya, menerima setidaknya 10 kali undangan peragaan busana batik di Jepang selama 15 tahun terakhir.

Pada 3-6 Oktober, Nita diundang mengikuti Sakura Collection 2013 di Tokyo yang diselenggarakan Japan Adventure untuk menampilkan karya batik yang dipadukan dengan kain obi (ikat pinggang) khas Jepang.”Di sini saya menampilkan tiga karya kain Batik yang dipadu dengan blus kimono dan obi masing-masing bertema ukir Jawa Dwipa bermotif flora,” katanya di sela-sela persiapan peragaan busana di Tokyo, Kamis (3/10/2013), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Irene Sarwindaningrum.

Menurut Nita, keikutsertaannya itu merupakan upaya untuk mempromosikan batik Indonesia khas Jawa. Hal ini penting guna terus menghidupkan minat masyarakat Jepang terhadap batik.Pencinta budaya Indonesia, Izumi Nagano, mengatakan, peminat batik Indonesia di Jepang banyak. Namun, sangat sulit membeli batik Indonesia di Jepang. ”Kami suka dengan motif dan kekhasannya,” katanya.Menurut Izumi, banyak orang Jepang belajar membatik di Yogyakarta dan Solo. Keterampilan ini sebagai hobi dan gaya hidup.

Sumber: BeritaBatik

Wednesday, January 22, 2014

Batik Indonesia - Penjualan Batik Oriental di Pusat Grosir Batik Trusmi Naik

IMG_6319Batik Indonesia - Penjualan Batik Oriental di Pusat Grosir Batik Trusmi Naik. Menjelang puncak perayaan Tahun Baru China atau Imlek yang jatuh pada 31 Januari 2014, pedagang batik indonesia yang menjual batik bermotif oriental terus kebanjiran orderan. Alhasil, hingga saat ini, angka penjualan yang juga dikenal dengan sebutan batik china tersebut melonjak hingga lebih dari 50%. Pedagang batik Indonesia di Pusat Grosir Batik Trusmi, Sally Giovanny, mengatakan, dalam dua pekan terakhir, angka penjualan batik Indonesia bermotif oriental melonjak signifikan. "Minat masyarakat untuk membeli batik Indonesia jenis ini pun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan," katanya kepada Trusmi.com, di Cirebon, Selasa (21/1).

Dikatakannya, dalam dua pekan terakhir, pihaknya telah menerima order cukup banyak dari konsumen, dengan berbagai ukuran dan motif oriental. Kebanyakan pelanggannya adalah warga-warga etnis Tionghoa yang akan menyambut Tahun Baru Imlek. "Imlek tahun lalu saja penjualan saya bisa mencapai lebih dari Rp 200 juta/hari, dan kemungkinan besar tahun ini bakal meningkat karena saat ini orderan meningkat hingga lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu," katanya.

Hal senada diungkapkan Ibnu Riyanto, penjual batik Trusmi di Cirebon. Dikatakannya, dalam beberapa tahun terakhir, batik oriental terus mendapat tempat di hati warga keturunan setiap kali menjelang Imlek. Batik Indonesia dengan dominasi warna merah dan emas tersebut kini telah menjadi salah satu identitas yang tak bisa dipisahkan dalam perayaan Imlek di Cirebon. "Dengan keadaan demikian, kami cukup beruntung karena dengan sendirinya angka penjualan batik oriental terus mengalami peningkatan," katanya.

Soal pasokan, dia menyebutkan, kebanyakan dagangannya dia produksi sendiri bersama team, yg diproduksi jauh hari sebelum perayaan Imlek.

Selain untuk kebutuhan Imlek, batik-batik tersebut juga dijual untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk pakaian kantor, meski penjualannya tidak sebanyak batik-batik dengan motif tradisional Indonesia. Pada saat menjelang Imlek seperti inilah, penjualan batik oriental tersebut meningkat cukup drastis.

Monday, January 20, 2014

Toko Batik Indonesia - Dagang Batik, Gadis 19 Tahun Ini Hasilkan Rp 3,5 Miliar

IMG_6291Toko Batik Indonesia - Dagang Batik, Gadis 19 Tahun Ini Hasilkan Rp 3,5 Miliar .Normalnya, seorang yang baru lulus dari universitas (fresh graduate) memiliki pendapatan bulanan pada kisaran jutaan atau belasana juta. Bagi Dea Valencia Budiarto hal tersebut tak berlaku. Masih dalam usia 19 tahun, ia sudah memiliki pendapatan miliaran rupiah per tahun. Semua itu berkat ketekunannya menggeluti bisnis fesyen budaya, Batik Kultur by Dea Valencia.

Sejak usia 16 tahun, Dea sudah menggali kreativitasnya. Ketidaksanggupannya membeli batik Indonesia yang ia inginkan justru menjadi awal mula kesuksesannya. Dea menggeledah batik-batik lawas, menggunting sesuai pola yang ia suka, dan membordirnya. Ia ciptakan pakaian dengan hiasan batik lawas berbordir tadi."Ini pakai kain batik Indonesia lawas yang udah lama disimpan di lemari misalnya. Kan sering rusak, entah dimakan ngengat ataupun bolong kena banjir. Ya nggak bisa disimpan lagi kan? Makanya itu saya gunting-guntingin, misalnya bunga-bunganya. Nah dari situ saya bordir dan digabung dengan kain lain," ungkap Dea kepada Beritasatu.com di acara Wirausaha Muda Mandiri, Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/1).

Dari situ terciptalah kreasi Batik Indonesia Kultur. Awal produksi, Dea hanya membuat 20 potong pakaian. Kini? Ada 800 potong Batik Kultur yang dipasarkan per bulannya. Dengan harga Rp 250.000 - 1,2 juta, nilainya setara dengan Rp 3,5 M per tahun atau Rp 300 juta per bulan.Dea memulai Batik Indonesia Kultur benar-benar dari nol. Bahkan ia sendiri yang menjadi model Batik Kultur. Wajar karena wajah Dea terbilang cocok di hadapan kamera. Bahkan Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur padahal ia mengaku tak bisa menggambar.

"Desainernya saya sendiri padahal nggak bisa gambar. Imajinasi. Saya ada satu orang yang diandalkan, kerja sama dengan saya. Apa yang ada di otak saya transfer ke dia untuk dijadikan gambar," kata Dea.Salah satu prinsip yang dipegang Dea dalam memasarkan produknya sederhana dan menarik. Ia tak mau menjual barang yang ia sendiri tak suka."Kalau sudah jadi pasti saya bikin prototype ukuran saya sendiri. Saya coba, saya suka apa enggak? Karena saya nggak mau jual barang yang saya sendiri nggak suka. Jadi barangnya itu kalau dilihat tidak terlalu nyentrik, lebih seperti pakaian sehari-hari," imbuh gadis asli Semarang.

Tak cuma batik Indonesia, Batik Kultur pun merambah ke tenun ikat. Khusus yang satu ini, Dea harus membelinya di Jepara, tepatnya di Desa Troso yang merupakan sentra tenun ikat. Jika dulu hanya membeli beberapa meter kain, kini sekali kulakan Dea membeli tak kurang dari 400 meter tenun ikat.Sebagai alumni program studi Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara, Dea paham betul kekuatan internet untuk pemasaran. Kain Batik Indonesia Kultur 95 persen memanfaatkan jaringan internet dalam urusan permasalahan.Dea menjadikan Facebook dan Instagram sebagai katalog dan media komunikasi dengan konsumennya. Dari sana, referensi untuk Kain Batik Indonesia Kultur menyebar dari mulut ke mulut. Integrasi dunia maya dan dunia nyata menyukseskan bisnis Dea.

Namun sama seperti bisnis sukses lain, Batik Kultur menapak bukan tanpa hambatan. Dea pernah dibuat depresi selama seminggu dan menjadi tak produkti karena masalah hak paten."Hambatan... dulu pernah masalah di hak paten. Sebenarnya dulu namanya bukan Batik Kultur by Dea Valencia tapi Sinok Culture. Tapi waktu diurus nama mereknya ternyata sudah ada yang pakai merek Sinok. Saya sempat stress selama seminggu. Karena nama Sinok sangat berarti buat saya. Sinok adalah nama panggilan saya sejak kecil," tutur Dea.Melihat segala pencapaian Dea, sulit mempercayai Batik Kultur ada di tangan seorang perempuan muda usia 19 tahun yang sudah memegang gelar sarjana komputer.

"Saya dulu nggak tahu kenapa sama ibu 22 bulan udah disekolahkan. Umur lima tahun udah masuk SD. SMP dua tahun, SMA dua tahu. Jadi itu 15 tahun masuk kuliah. Tiga setengah tahun kuliah, jadi umur 18 udah lulus," jelas Dea."Setelah lulus pulang ke rumah di Semarang fokus bisnis. Tiap bulan nambah dua tiga pegawai, jadi kini sudah ada 36," imbuh Dea yang tinggal bersama orangtuanya di Gombel, Semarang.Meski masih muda dan memiliki pendapatan miliaran rupiah, Dea tak melupakan lingkungan sekitar. Menarik jika mendengar pengakuan Dea tentang beberapa karyawannya."Saya juga mempekerjakan karyawan yang misal nggak ada kaki tapi tangannya masih bisa kerja. Penjahitnya ada enam yang tuna rungu dan tuna wicara. Pertimbangannya? Giving back to society (timbal balik kepada masyarakat)," terang Dea.

Sunday, January 19, 2014

Toko Batik Indonesia - Peminat Batik Trusmi Cirebon Makin Luas

batik-cirebon-kunjungan-dede-yusuf-owner-batik-trusmi-ibnu-riyanto-batik-trusmi-cirebon-indonesia-murah-bangetToko Batik Indonesia - Peminat Batik Trusmi Cirebon Makin Luas. Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai karya bangsa Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Sehingga batik Indonesia menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia sebagai kekayaan budaya.

Batik Indonesia digunakan sebagai seragam dinas oleh bangsa Indonesia, baik itu di dunia pemerintahan dan pendidikan. Batik-batik yang terkenal di Indonesia di antaranya batik Solo, Pekalongan, Yogyakarta, Malang, Madura dan Batik Cirebon.

Batik Cirebon juga tidak kalah menariknya dengan batik Indonesia yang ada di kota-kota lain karena motifnya. "Motif klasik dengan warna cerah ini menjadi pembeda batik Cirebon dengan batik-batik kota lain," kata Ibnu Riyanto, selaku Pengrajin Batik Cirebon.

Desa Trusmi Kulon No 148 Plered Cirebon terdapat showroom batik terbesar terlengkap dan termurah se-indonesia dengan nama Pusat Grosir Batik Trusmi, Trusmi menjadi pusat Pengrajin Batik Indonesia di Cirebon. Di desa ini banyak pengrajin batik yang sudah memproduksi batik khas Cirebon yang bisa ditemui dengan mudah di pinggir-pinggir jalan.

Harga yang dipatok juga terjangkau mulai dari Rp 25-70 ribu. "Ada yang sampai Rp 1,5 juta, Mas. Kalau yang harga segini kami jarang memproduksinya karena penjualannya agak sulit," ujar Ibnu Riyanto.

Dengan harga yang terjangkau, Ibnu Riyanto sudah bisa memasarkan batiknya sampai ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Medan dan Surabaya."Kami sering ikut pameran batik. Pernah ikut pameran di Jakarta Expo. Kalau di Surabaya pamerannya di gedung negara Grahadi," tambahnya.